Pengertian dan Kriteria Status Gizi
Beberapa pengertian status gizi menurut beberapa ahli sebagai berikut :
Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi kurang, baik dan lebih. Status gizi juga merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Almatsier, 2004).
Keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi dengan jumlah kebutuhan zat gizi oleh tubuh untuk berbagai proses biologis (Jahari, 2004).
Pada dasarnya pengertian gizi tidak terbatas hanya terkait dengan kesehatan tubuh seperti ketersediaan energi, fungsi membangun dan memelihara jaringan tubuh, perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktivitas kerja. Masalah gizi saat ini erat terkait juga dengan kemampuan secara ekonomi dan kesejahteraan.
Untuk menilai status gizi seseorang, dilakukan dengan pemantauan status giz, dengan salah satu metode yang digunakan dengan metode antropometri. Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Ukuran tubuh seperti berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit. Status gizi dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti asupan energi, protein, serta zat besi yang diperlukan untuk sintesis hemoglobin.
Indikator berat badan sering dipilih dan digunakan untuk menentukan status gizi karena, selain karena tingkat kemudahan, juga karena murah. Pengukuran berat badan yang dilakukan berulang-ulang dapat menggambarkan pertumbuhan anak.
Pengukuran status gizi dengan indikator berat badan menurut umur (BB/U) merupakan salah satu indeks antropometri yang memberikan gambaran massa tubuh seseorang. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang mendadak seperti terkena penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi (Gibson, 1990)
Dalam keadaan normal dan keadaan kesehatan baik, keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin maka berat badan berkembang mengikuti bertambahnya umur. Dalam keadaan abnormal ada dua kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan ini menurut umur dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengukur status gizi saat ini.
Gizi Buruk |
Menurut Soekirman (2000) selain BB/U ada indikator status gizi yang juga sering digunakan, yaitu indikator berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB). Indikator BB/TB (wasting status) adalah merupakan indikator yang terbaik digunakan untuk menggambarkan status gizi saat kini jika umur yang akurat sulit diperoleh dan lebih sensitif serta spesifik sebagai indikator defisit massa tubuh yang dapat terjadi dalam waktu singkat atau dalam periode waktu yang cukup lama sebagai akibat kekurangan makan atau terserang penyakit infeksi.
Sedangkan standard pemantauan status gizi umum digunakan dengan standar baku antropometri WHO-NCHS - World Health Organization-National Center for Health Statistics, sebagai berikut:
Klasifikasi Status Gizi menurut WHO-NCHS
INDEK
|
STATUS GIZI
|
KETERANGAN
|
Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
|
Gizi Lebih
Gizi Baik
Gizi Kurang Gizi Buruk
|
≥ 2 SD
-2 sampai + 2 SD < 2 sampai 3 SD < -3 SD
|
Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
|
Normal
Pendek (Stunted)
|
-2 sampai + 2 SD
< -2 SD
|
Berat Badan Menurut Tinggi Badan
(BB/TB)
|
Gemuk
Normal
Kurus (Wasted) Sangat kurus
|
≥ 2 SD
-2 sampai +2 SD
<-2 sampai 3 SD
< -3 SD
|
Interpretasi dari keadaan gizi anak dengan indikator BB/U, TB/U dan BB/TB yang digunakan pada survei khusus, akan menjadikan kesimpulan bisa lebih tajam. Adapun kesimpulan dari penilaian indikator status gizi adalah sebagai berikut (Soekirman, 2000).
a. Jika BB/U dan TB/U rendah sedangkan BB/TB normal ;
kesimpulannya keadaan gizi anak saat ini baik, tetapi anak tersebut mengalami masalah kronis, karena berat badan anak proporsional dengan tinggi badan.
kesimpulannya keadaan gizi anak saat ini baik, tetapi anak tersebut mengalami masalah kronis, karena berat badan anak proporsional dengan tinggi badan.
b. BB/U normal ; TB/U rendah; BB/TB lebih ; kesimpulannya anak
mengalami masalah gizi kronis dan pada saat ini menderita kegemukan (Overweight) karena berat badan lebih dari proporsional terhadap tinggi badan
mengalami masalah gizi kronis dan pada saat ini menderita kegemukan (Overweight) karena berat badan lebih dari proporsional terhadap tinggi badan
c. BB/U , TB/U dan BB/TB rendah ; anak mengalami kurang gizi berat
dan kronis. Artinya pada saat ini keadaan gizi anak tidak baik dan riwayat masa lalunya juga tidak baik
dan kronis. Artinya pada saat ini keadaan gizi anak tidak baik dan riwayat masa lalunya juga tidak baik
d. BB/U, TB/U dan BB/TB normal ; kesimpulannya keadaan gizi anak
baik pada saat ini dan masa lalu
baik pada saat ini dan masa lalu
e. BB/U rendah; TB/U normal; BB/TB rendah ; kesimpulannya anak
mengalami kurang gizi yang berat (kurus), keadaan gizi anak secara umum baik tetapi berat badannya kurang proporsional terhadap Tinggi badannya karena tubuh anak jangkung
mengalami kurang gizi yang berat (kurus), keadaan gizi anak secara umum baik tetapi berat badannya kurang proporsional terhadap Tinggi badannya karena tubuh anak jangkung
Article Source
- Soekirman (2000). Ilmu gizi dan aplikasinya. Jakarta : Dirjen Pendidik Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
- Gibson, R.S.,Ferguson,E.L & Lehrfeld,J., (1998) Complementary foods for infant feeding in developing countries : their nutrient adequacy and improvement.
- Almatsier,S. (2004) Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramed Pustaka Utama.