Status Gizi dengan Zat besi
Status gizi dipengaruhi oleh PMT-P dan asupan energi, protein dan zat besi yang diperlukan untuk sintesis hemoglobine. Zat besi merupakan mikro mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 mg dalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai fungsi esensial sebagai alat untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Selain itu besi (Fe) juga sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim didalam jaringan tubuh. Kebutuhan besi untuk anak usia 1-3 tahun adalah sebesar 8 mg/org/hr. Tulisan berikut diambail dari beberapa sumber seperti, Prinsip dasar ilmu giz oleh Almatsier (2004), dan Ilmu gizi klinis pada anak oleh Pudjiadi (2005).
Ada dua jenis besi yang berbeda di dalam makanan yaitu zat besi yang berasal dari hewan bentuknya adalah heme dan dari nabati bentuknya adalah nonheme. Zat besi yang berasal dari heme merupakan penyusun hemoglobin dan mioglobin. Bahan makanan yang mengandung besi heme adalah daging, ikan, unggas serta hasil olahannya. Penyerapan zat besi yang terkandung dalam makanan dipengaruhi oleh jumlah dan bentuk kimianya. Penyerapan dipengaruhi oleh faktor yang membantu dan faktor penghambat (Almatsier, 2004).
Sedangkan keterkaitan antara zat besi dan vitamin C, bahwa vitamin merupakan faktor yang membantu penyerapan zat besi yang berasal dari makanan. Penambahan asam askorbat sekurangkurangnya adalah 50 mg asam askorbat ke dalam makanan, baik dalam bentuk murni atau sayuran dan buah-buahan akan sangat membantu mempercepat penyerapan zat besi.
Makanan Zat Besi Tinggi |
Defisiensi besi pada anak kebanyakan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang cepat, asupan makanan yang kurang mengandung zat besi, dan kehilangan darah yang banyak akibat adanya infestasi cacing. Selain itu etiologi defisiensi besi adalah akibat malabsorbsi, Kurang Energi Protein (KEP) dan pengeluaran besi yang berlebihan. Pada umumnya defisiensi besi terjadi pada anak yang memang telah ada dalam keadaan keseimbangan besi yang minimal sehingga gangguan yang ringan akan dapat menyebabkan keseimbangan besi yang negatif (Pudjiadi,2005).
Besi adalah mikromineral yang paling banyak dalam tubuh manusia dan hewan. Dalam tubuh terdapat 2,5 sampai 4 gram besi (3000 sampai 5000 mg) dimana 2 sampai 2,5 gram terdapat dalam sel darah merah sebagai komponen pembentuk hemoglobin. Besi yang diekskresi oleh tubuh setiap hari hanya 1 mg. Dari jumlah besi yang terdapat pada tubuh orang sehat tersebut, 60% (1800-3000 mg) terdapat dalam eritrosit, 30% sebagai cadangan dan 20% berada dalam berbagai organ lainnya sebagai enzim dan lain-lain.