Penyakit Asam Urat, Penyebab dan cara Mencegahnya
Indonesia disamping bermasalah serius dengan politik dan sosial, juga pada masalah gizi. Masalah gizi di Indonesia kita kenal diantaranya dengan istilah double burden atau beban ganda, yaitu bahwa kita masih berkutat pada masalah malnutrition, disisi lain kita juga menghadapai masalah gizi lebih. Masalah gizi lebih muncul kepermukaan, antara lain ditandai dengan semakin banyaknya kasus obesitas di sekitar kita.
Obesitas akan terkait erat dengan perubahan gaya hidup di sekitar kita, seperti perubahan pola makan dan semakin minimnya aktifitas sisik kita. Kita paham, bagaimana berbagai jenis fast food, junk food, makanan kaleng, makanan berpengawet, deras mmenghantam keseharian kita. Belum lagi bagaimana teknologi pertanian dan budi daya peternakan kita sangat erat dengan penggunaan pestisida dan rekayasa lainnya.
Dalam bidang kesehatan masayarakat, salah satu penyakit yang dikaitkan dengan kegemukan dan berat badan adalah asam urat (gout). Asam urat merupakan penyakit radang akut yang menyerang sendi. Pada sendi ditemukan kristal asam urat yang meradang. Tumpukan lemak di dalam rongga perut berkaitan erat dengan tingginya kadar asam urat pada plasma darah (Wiramiharja,2004).
Beberapa literatur menyebutkan bahwa peningkatan kadar asam urat melebihi normal disebut sebagai hiperurisemia yang didefinisikan sebagai konsentrasi asam urat dalam serum atau plasma yang lebih besar dari 7 mg/dl pada laki-laki dan 6 mg/dl pada perempuan (Dincer et al., 2002). Sedangkan beberapa faktor yang disebut terkait dengan terjadinya asam urat ini antara lain penggunaan diuretik.
Asam Urat |
Akhirakhir ini indeks massa tubuh menjadi standar medis untuk mengukur kelebihan berat badan dan obesitas. Hasil penelitian membuktikan memang ada korelasi ada korelasi antara IMT dengan kejadian morbiditas serta mortalitas akibat obesitas, yaitu semakin besar IMT, semakin besar pula resiko menderita penyakit, sedangkan distribusi lemak tubuh lebih berkaitan erat dengan kejadian penyakit. Lingkar pinggang merupakan antropometri sederhana untuk menaksir lemak abdominal, sedangkan pengukuran tekanan darah sistole dan diastole merupakan parameter untuk menentukan kategori tekanan darah seseorang.
Asam urat adalah hasil akhir metabolisme ikatan kimia yang mengandung nitrogen yang terdapat dalam asam nukleat yang disebut purin (Moehyi, 1990). Menurut Junaidi (2006), asam urat dalam tubuh berasal dari berbagai macam keadaan, antara lain :
- Asam urat endogen sebagai hasil metabolisme nukleoprotein jaringan. Seperti kita ketahui nukleoprotein terdiri dari protein dan asam nukleat dan asam nukleat merupakan kumpulan nukleotida yang terdiri dari basa purin, pirimidin serta fosfat. Asam urat endogen sangat sedikit dipengaruhi oleh diet seseorang. Tetapi pada dasarnya asam urat endogen dapat terbentuk dalam tubuh dari metabolit sederhana yang berasal dari pemecahan karbohidrat, lemak dan protein.
- Asam urat eksogen yang berasal dari makanan yang mengandung nucleoprotein
- Hasil sintesis tubuh langsung yang menghasilkan sejumlah asam urat karena adanya kelainan enzim yang sifatnya diturunkan
Kadar asam urat badan ditentukan oleh keseimbangan produksi dan ekskresi. Produksi asam urat tergantung dari diet, serta proses internal badan berupa biosintesis, degradasi, dan pembentukan cadangan (salvage) asam urat. Ekskresi asam urat sebagian besar lewat ginjal, dengan proses glomerulofiltrasi, reabsorbsi, sekresi, dan reabsorbsi pasca sekresi. Secara umum, laki-laki memiliki rerata kadar asam urat lebih tinggi dari wanita pra menopause. Variasi kadar asam urat serum pada orang dewasa diperkirakan tergantung tinggi badan, berat badan, tekanan darah, fungsi ginjal, dan masukan alkohol (Wortmann, 2005).
Pendapat lain menyebutkan bahwa gout adalah penyakit di mana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin. Di samping itu konsumsi alkohol yang berlebihan juga meningkatkan produksi purin dan menurunkan ekskresi asam urat. Faktor resiko lain yang memberikan kontribusi terhadap kejadian gout adalah obesitas, dan penggunaan diuretic (Luk et al., 2005)
Penyakit asam urat dapat dibedakan menjadi dua majenis, antara lain :
Penyakit asam urat primer: Penyakit asam urat primer belum diketahui secara pasti penyebabnya (idiopatik) diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat meningkatkan produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari dalam tubuh.Sdangkan Penyakit asam urat sekunder adalah penyakit asam urat yang disebabkan karena meningkatnya produksi asam urat dan berkurangnya pengeluaran asam urat dalam urin.
Penyakit asam urat akhir-akhir ini cenderung meningkat. Faktor gaya hidup, termasuk di dalamnya kebiasaan makan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kadar asam urat dan resiko gout. Jumlah asam urat dalam tubuh tergantung pada keseimbangan asupan diet, sintesis dan ekskresinya. Penggunaan alkohol dan diuretik bisa meningkatkan kadar asam urat darah. Di samping itu indeks massa tubuh, rasio lingkar pinggang pinggung dan tambahan berat badan berhubungan dengan faktor resiko gout (Choi et al., 2005).
Bebrapa upaya pencegahan dapat dilakukan agar resiko terjadinya asam urat pada diri kita dapat diminimalisas. Diet rendah purin pola hidup seimbang dapat membantu menurunkan kadar asam urat. Konsumsi lemak dibatasi sebanyak 15% dari total kalori, sebab pembakaran lemak menjadi kalori akan meningkatkan keton darah (ketosis) dan hal ini akan menghambat pengeluaran asam urat melalui urine. Asupan protein dianjurkan secukupnya dan tidak berlebihan terutama untuk makanan sumber purin harus dihindari, sedangkan konsumsi karbohidrat perlu diperhatikan. Karbohidrat mempunyai tendensi untuk meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine. Karbohidrat yang sebaiknya dikonsumsi adalah karbohidrat kompleks, sedangkan karbohidrat sederhana seperti gula, madu dan sirup dapat meningkatkan kadar asam urat (Junaidi, 2006).
Kunci untuk mencegah terjadinya penyakit asam urat, adalah dengan diet dan olah raga. Banyak pendapat ahli mengungkapkan pendapat ini, sebagaimana hasil penelitian Williams (2008) menunjukkan bahwa resiko asam urat menurun pada orang yang mempunyai aktifitas fisik yang aktif, menjaga berat badan ideal dan dan diet yang kaya buah dan sayur. Sedangkan menurut Choi et al. (2005) menurunkan berat badan yang berlebih, menghindari makanan tinggi purin dan alkohol, membatasi konsumsi daging merah dan melaksanakan latihan fisik setiap hari merupakan dasar perrubahan gaya hidup penderita gout.